Skip to main content

Kepemimpinan

  •  PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai dari peraya memberikan pengajaran/instruksi.

CIRI-CIRI SEORANG PEMIMPIN
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimpin yang efektif mempunyai sifat dan ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan itensitas. Dan memang, apabila kita berfikir tentang pemimpin yang heroik seperti Soekarno, Jendral Sudirman, Napoleon, Washington, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap oramg mempunyai kesamaan didalam menjalankan ke-pemimpinannya.

  • TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN
Ada enam tipe kepemimpinan yang diakui keberadaanya secara luas diantaranya :
1. Tipe Pemimpin Otokritas
Yaitu seorang pemimpin yang otokritas adalah seorang pemimpin yang :
  1. Menganggap organisasi sebgai milik pribadi
  2. Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
  3. Menganggap bawahan sebagai alat mata-mata
  4. Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat
  5. Terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya
  6. Dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan punitif (bersifat menghukum)
2. Tipe Militeristis
Yaitu seorang pemimpin yang bertipe militeristis adalah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat :
  1. Sering mempergunakan sistem perintah dalam menggerakan bawahannya
  2. Senang bergantung pada pangkat dan jabatan dalam menggerakan bawahannya
  3. Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan
  4. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan
  5. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai acara dan keadaan
 3. Tipe Paternalitas
Yaitu seorang pemimpin yang memiliki sifat--sifat :
  1. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
  2. Bersikap terlalu melindungi
  3. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif
  4. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya
  5. Sering bersikap maha tahu
4. Tipe Kharismatis
Hingga kini para pakar belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seorang pemimpin yang memiliki kharisma, yang diketahui adalah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik tersendiri yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seorang menjadi pemimpin yang kharismatis, maka sering dikatakan bahwa pemimpin yang demikian dibeerkahi dengan kekuatan ghaib (supernatural powers).

5. Tipe Laissez Faire
Yaitu seorang yang bersifat sebagai berikut :
  1. Dalam memimpin organisasi biasanya mempunyai sikap yang permisif, dalam arti bahwa para anggota organisasi boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan hati nurani, asal kepentingan bersama tetap terjaga dan tujuan organisasi tetap tercapai.
  2. Organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang menetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran yang dicapai, dan tugas yang harus dilaksanakan oleh masing-masing anggota.
  3. Seorang pemimpin yang tidak terlalu sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional.
  4. Seorang pemimpin yang memiliki peranan pasif dan membiarkan organisasi berjalan dengan sendirinya.
 6. Tipe Demokratis
Yaitu tipe yang memiliki sifat :
  1. Dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia adalah makhluk termulia didunia.
  2. Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya.
  3. Senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya.
  4. Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses dari padanya.

  •  TEORI KEPEMIMPINAN
Teori Kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan interpretasi menganai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi antara lain, Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan. Kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam setiap masa, sebab-sebab munculnya pemimpin ada beberapa sebab seorang menjadi pemimpin, antara lain sebagai berikut :
  1. Seseorang ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin.
  2. Seseorang menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri.
  3. Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan tuntutan lingkungan syarat-syarat kepemimpinan, konsepsi mengenai persyaratan kepemimpinan selalu diakitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan.
Teori-teori dalam kepemimpinan pada umumnya menunjukan perbedaan karena setiap teoritikus mempunyai segi penekanannya sendiri yang dipandang dari satu aspek tertentu.
  • Teori-teori dalam kepemimpinan
1. Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri didalamnya. Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian adalah :
  1. Pengetahuan umum yang luas
  2. Daya ingat yang kuat
  3. Obyektivitas
  4. Kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang
  5. Kesediaan menjadi pendengar yang baik
Walaupun Teori Sifat memiliki berbagai kelemahan antara lain terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap sebagai teori  yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat ciri atau perangai pemimpin justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.

2. Teori  Prilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakuakan kegiatan pengarahan suatu kelompok kearah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku.
konsiderasi dan struktur inisiasi perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah, mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Disamping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi dan berorientasi kepada bawahan dan produksi. Perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atsan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin peda pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta mencapai tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilau setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan.

3. Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntunan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian adalah sebagai berikut :
  1. Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas
  2. Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan
  3. Persepsi dan sikap gaya kepemimpinan
  4. Norma yang dianut kelompok

Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan membaca situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena tuntutan situasi tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut beerkembanglah model-model kepemimpinan berikut ini :

1. Model kontinuum Otokratik-Demokratik
Gaya dan perilaku kepemimpinan tertentu selain berhubungan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinan tertentu yang harus diselenggarakan.
Contohnya dalam hal pengambilan keputusan, pemimpin bergaya otokratik akan mengammbil keputusan sendiri.

2. Model Interaksi Atasan-Bawahan
Menurut model ini, efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada interaksi yang terjadi abtara pemimpin dan bawahannya dan sejauh mana interaksi tersebut mempengaruhi perilaku pemimpin yang bersangkutan. Seorang akan menjadi pemimpin yang efektip apabila hubungan atsan dan bawahan dikategorikan baik, Posisi kewenangan pemimpin tergolong kuat

3. Model situasional
Model ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk mengahadapi situasi tertentu dan tingkat kematangan jiwa bawahan


  • TOKOH PEMIMPIN
KEPEMIMPINAN SOEKARNO
Soekarno memulai karirnya sebagai pemimpin organisasi pada usia 26 tahun, tepatnya 14 Juli 1927. Pada saat itu beliau memimpin sebuah partai politik yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI) yang mempunyai arah perjuangan kemerdekaan bagi Indonesia. Hal ini mengakibatkan para pemimpin PNI termasuk Soekarno ditangkap dan diadili oleh pemerintahan kolonial Belanda. Tetapi pada saat di dalam proses pengadilan Soekarno malah menyampaikan pandangan politiknya mengenai gugatan terhadap pemerintahan yang terkenal denangan Indonesia Menggugat.
Sikap Soekarno sebagai pemimpin bangsa pada saat itu sangat menekankan pentingnya persatuan dalam nasionalisme, kemandirian sebagai sebuah bangsa dan anti penjajahan. Hal ini tercermin di dalam pidato-pidato beliau dalam menggelontarkan semnagat revolusi secara besar-besaran untuk lepas daari belenggu imperialisme. Akhirnya Soekarno berhasil menggelontarkan sengat revolusi dan mengajak berdiri diatas kkaki sendiri bagi bangsanya, walaupun belum sempat berhasil membawa rakyatnya dalam kehidupan yang sejahtera.
Konsep "Berdiri di atas kaki sendiri" memang belum sampai ke tujuan tetapi setidaknya berhasil memberikan kebanggan pada eksitensi bangsa. Dari pada berdiri diatas utang luar negeru yang terbukti menghadirkan ketergantungfan dan ketidaknyamanan (neokolonialisme). Sikap tersebut mmengakibatkan Belanda membubarkan organisasi PNI sehingga Soekarno dan teman seperjuangannya bergabung dengan Partindo pada bulan Juni tahun 1930. Setelah melalui perjuangan yang panjang bahkan beliau pernah dipenjara kembali oleh Belanda namun tidak menyurutkan langkah perjuangannya. Pada akhirnya, pada tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno bersama Muhammad Hatta berhasil memproklamasikan kemerdekaan Repuublik Indonesia menandai berdirinya negara yang berdaulat. Sebelumnya, ia juga beerhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau berupaya mempersatukan nusantara. Bahkan beliiau bberusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok. Setelah pemerintahan berjalan di tangan bangsa Indonesia, Soekarno memimpin pemerintahan dan mengalami berbagai fase dalam pemerintahannya. Fase pertama pemerintahan Presiden Soekarno (1945-1959) diwarnai semangat revolusioner, serta dipenuhi kemelut politik dan keamanan. Belum genap setahun menganut sistem presidensial sebagaimana yang diamanatkan UUD 1945, pemerinthana Soekarno tergelincir ke sistem semi parlementer. Pemerintahan parlementer pertama dan kedua dipimpin oleh Perdana Menteri Sutan Sjahrir. Pemerintahan Sjahrir dilanjutkan oleh Perdana Menteri Muhammad Hatta yang merangkap Wakil Presiden. Kepemimpinan Soekarno terus menerus berada dibawah tekanan miliiter Belanda yang ingin mengembalikan penjajahannya, pemberontakan-pemberontakan bersenjata, dan persaingan diantara partai-partai politik. Sementara pemerintahan parlementer jatuh bangun. Perekonomian terbengkalai lantaran berlarut-larutnya kemelut politik. Ironisnya, meskipun meneerima sistem parlementer, Soekarno membiarkan pemerintahan berjalan tanpa parlemen yang dihasilkan oleh pemilihan umum. Semua anggota DPR (DPRGR) dan MPR (MPRS) diangkat oleh presiden dari partai-partai politik yang dibentuk berdasarkan maklumat Wakil Presiden, tahun 1945. Demi kebutuhan membentuk Badan Konstituante untuk menyusun konstitusi baru menggantikan UUD 1945, Soekarno menyetujui penyelenggaraan Pemilu tahun 1955, pemilu pertama dan satu-satunya pemilu selama pemerintahan pada saat itu. Pemilu tersebut menghasilkan empat besar partai pemenang yakni PNI,Masjumi, NU dan PKI. Usai pemilu, Badan Konstituante yang disusun berdasarkan hasil pemilu, mulai bersidang untuk menyusun UUD baru. Namun sidang-sidang secara marathon selama lima tahun gagal mencapai kesepakatan untuk menetapkan sebuah UUD yang baru.

Comments

Popular posts from this blog

Struktur Organisasi

                              STRUKTUR ORGANISASI                          PT. Keripik Singkong Buatan Emak           http://www.milanististreaming.com Pengertian dan Tugas ·          Direktur adalah seseorang yang ditunjuk untuk memimpin Perseroan Terbatas (PT). Direktur dapat seseorang yang memiliki perusahaan tersebut atau orang profesional yang ditunjuk oleh pemilik usaha untuk menjalankan dan memimpin perseroan terbatas. Penyebutan direktur dapat bermacam-macam, yaitu dewan manager, dewan gubernur, atau dewan eksekutif. Seorang direktur atau dewan direksi dalam jumlah direktur dalam suatu perusahaan (minimal satu), yang dapat dicalonkan sebagai direktur, dan cara pemilihan direktur ditetapkan dalam anggaran dasar perusahaan. Pada umumnya direktur memiliki tugas antara lain: Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan Memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian (manajer) Menyetujui anggaran tahunan

ZAKAT

Nisab emas-perak dan zakatnyaa Emas dan Perak wajib dizakati apabila yang bersihnya cukup satu nisab. -         Nisab emas 20 misqal, berat timbangannya 93,6 gram; zakatnya 1/40 (  2 1/2% = ½ misqal = 2,125  gr ). -           Nisab Perak 200 dirham (624 gram), zakatnya 1/40 ( 2 1/2%) = 5 dirham (15,6 gram) Sabda Rasulullah Saw : عن على بن الب قا ل ر سو ل الله صلى الله عليه و سلم ا ز اكا نت  لك ماءتا د ر هم وحا ل عليها ا لحو ل ففيها خمسه د ر ا هم و ليس عليك شي ء يعنى فا ا لز هب حتى يكو ن لك عشر و ن د ينا رافا زا  كا نت لك عشرون ز ينا را و حا ل عليها الحو ل ففيها نصف دينا ر Dari Ali bin Abu Thalib. Rasululah Saw bersabda, “apabila engkau mempunyai dua ratus dirham dan telah cukup satu tahun, maka zakatnya lima dirham, dan tidak wajib atasmu zakat emas hingga engkau mempunyai dua puluh dinar. Apabila engkau mempunyai dua puluh dirham dan telah cukup satu tahun, maka wajib zakat padanya setengah dinar,” (Riwayat Abu Dawud) Penjelasan timbangan dirham

PERAN PENTING MANAJEMEN BAGI KEHIDUPAN

A. Definisi Manajemen     Definisi Manajemen menurut kamus besar bahasa indonesia adalah Penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran atau pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan atau organisasi. http://www.milanististreaming.com B. Sejarah Manajemen   Mengenai sejarah manajemen Sebenarnya Ilmu Manajemen sama usianya dengan kehidupan manusia, karena pada dasarnya dalam kehidupan sehari-harinya kita tidak terlepas dari prinsip-prinsip Manajemen. Baik yang disadari atau yang  tidak disadari pada dasarnya manusia menggunakan prinsip-prinsip dari Manajemen. Manajemen diperlukan dalam segala bidang, bentuk dan organisasi serta tipe kegiatan, tidak hanya digunakan di suatu Perusahaan saja atau di Pemerintahan ,dimana orang-orang saling bekerja sama  untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. C. Fungsi  Adapun dibawah  ini lima fungsi manajemen yang paling penting menurut Handoko yg berasal dari klasifikasi paling awal dari f